Friday, April 23, 2010

Usaha Preventif Cegah Keguguran

Usaha Preventif Cegah Keguguran

Beruntunglah bila Anda mengalami kehamilan yang normal-normal saja. Pada sebagian orang, kehamilan seringkali mendapat banyak gangguan perdarahan, yang kemungkinan penyebabnya beraneka ragam. Apa saja dan bagaimana menanggulanginya?

Kasus perdarahan kehamilan cukup banyak. Pada kasus ini sebenarnya plasenta melekat pada tempat normal tapi karena suatu hal plasenta terlepas. "Penyebabnya bisa macam-macam," kata dr. RB Ontowiryo HP, ahli kebidanan dan penyakit kandungan dari RS Ibu dan Anak Harapan Kita, Jakarta.

"Bisa karena tumbuh tumor atau myom pada dinding kandungan, bisa karena tali plasenta terjerat pada kaki sang bayi sehingga saat bayi bergerak plasenta tertarik dan terlepas. Kasus kecelakaan seperti perut sang ibu terbentur sesuatu tepat di mana plasenta melekat juga bisa menyebabkan plasenta terlepas."

Penyebab lain, kasus pre-eklamsia (selama hamil mengalami kenaikan tekanan darah dan bagian tubuh tertentu membengkak). Beruntung kalau terlepasnya plasenta pada saat janin sudah cukup umur seperti yang dialami Yanti. Sebab bila terjadinya sebelum kandungan berusia 7,5 bulan (bobot bayi 1.400 -1.500 g), janin pada umumnya sulit diselamatkan.

Perdarahan pada masa kehamilan bisa juga gara-gara plasenta menutupi jalan bayi. Di sini letak plasenta tidak normal (plasenta prefia) yakni menjorok pada segmen bawah rahim, mengarah ke mulut rahim sebelah dalam. Dalam perkembangannya, semakin lama, plasenta semakin menutupi jalan keluar bayi.

Kasus ini juga bisa mengakibatkan perdarahan karena terjadinya peregangan atau pengencangan bagian bawah rahim yang menyebabkan bagian bawah rahim tertarik sehingga penanaman plasenta sedikit bergeser. "Namun, penanganannya lebih mudah dibandingkan dengan kasus pertama tadi," kata dr. Ontowiryo. "Sebab perdarahan tidak berlangsung terus-menerus, tapi secara berulang, misalnya setiap 3 - 4 minggu sekali dan tidak terasa sakit. Sehingga sang janin bisa dipertahankan lebih lama," tambahnya.

Untuk mempertahankan agar tidak terjadi kontraksi (usaha dari kandungan untuk mengeluarkan isinya), dokter memberikan obat, yang adakalanya diberikan lewat infus, sehingga kandungan tetap lemas dan plasenta tidak bergeser. Selama hamil tentu saja sang ibu disarankan untuk membatasi kegiatan sehari-hari (bed rest) sampai saatnya melahirkan.

Bercak darah dan ikatan mulut rahim


Karena kemungkinan risiko yang ditimbulkan, seringan apa pun perdarahan yang keluar semasa kehamilan haruslah diwaspadai. Kita mesti memantau apakah bercak darah hanya timbul sekali, ataukah berulang kali. Apakah bercak bertambah hebat dan disertai mulas atau tidak. Kalau bercak dibarengi mulas biasanya menunjukkan indikasi keguguran. Sebab itu begitu tampak keluar bercak merah, segeralah periksakan diri ke dokter dan beristirahat total.

Dengan beristirahat total, aliran darah ke dalam rahim menjadi baik sehingga perdarahan diharapkan akan berkurang. Untuk mengecek apakah janin masih hidup biasanya diperiksa dengan alat ultrasonografi (USG). Sementara, pengeluaran bercak tanpa disertai rasa mulas bisa diatasi dengan istirahat total ditambah obat penguat kehamilan.

Meski demikian, tak perlu juga kita cemas berlebihan bila terjadi perdarahan. Bisa saja perdarahan itu berasal dari mulut rahim yang mau terbuka, atau calon plasenta yang mau lepas, atau jalan bayi tertutup.

Kondisi mulut rahim yang kurang baik juga bisa menyebabkan perdarahan yang berakhir dengan keguguran. Misalnya, pembukaan mulut rahim sebelum waktunya. Masalah seperti ini banyak terjadi pada ibu yang sering mengalami keguguran atau sering melahirkan. Pada kasus yang terakhir ini, kondisi serviksnya kurang baik atau robekan di bagian vaginanya tidak tertutup dengan sempurna.

Untuk menghindari terjadinya keguguran, mulut rahim yang sudah agak terbuka tadi diikat atau dijerat dengan "pita" khusus dan baru dibuka kembali pada saat usia kehamilannya sudah cukup tua. Selama diikat, tidak disarankan berhubungan dengan pasangan sebab bisa menyebabkan kontraksi.

Lagipula "pita" penjeratnya keras! Ketika janin berhasil dipertahankan, setelah perdarahan, si ibu hendaknya memperhatikan kesehatan tubuh sambil tak lupa menghindari stres. Makanan yang dikonsumsi hendaknya bergizi tinggi seperti makanan kaya zat besi, kalori, dan protein. Ditambah lagi, cukup vitamin dan mineral. Mintalah nasihat ahli gizi agar tersusun menu yang diperlukan.

Ulah virus


Perdarahan selama kehamilan bisa pula merupakan indikasi adanya ketidakberesan pada kehamilan itu sendiri. Yang paling dicemaskan kalau terjadi pada triwulan pertama masa kehamilan. Perdarahan pada masa ini merupakan tanda-tanda akan terjadinya keguguran. Pada masa-masa awal kehamilan, janin memang masih lemah karena plasenta belum terbentuk.

Perkembangan janin dari 1 - 3 bulan hanya tergantung dari peran hormon. Secara alamiah, ada wanita tertentu memang "berbakat" mengalami perdarahan, yang kemudian diikuti keguguran. Untuk menanggulanginya, tentu harus dicari secara saksama penyebab utamanya. Setelah ditemukan penyebabnya, baru dilakukan tindakan medisnya.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah ketidakseimbangan atau gangguan hormonal. Pada kasus ini umumnya keguguran tidak bisa dihindari. Gangguan terhadap peran hormon penunjang kehamilan pada awal kehamilan 1 - 3 bulan menyebabkan janin tidak berkembang dan gugur. Supaya tidak terulang, sebelum menyiapkan kehamilan berikutnya, sang ibu diberi terapi hormon sampai kadar hormon dikatakan seimbang.

Janin tidak normal juga bisa berujung keguguran. Ketidaknormalan tadi salah satunya akibat kurang baiknya kualitas bibit. Misalnya karena usia sang ibu sudah di atas 35 tahun, menderita penyakit menahun atau berat seperti TBC usus atau bibit sang suami kurang bagus kualitasnya. Dengan sendirinya janin tidak akan terbentuk normal sampai akhirnya berhenti tumbuh.

Janin tidak normal, bisa pula akibat terkena infeksi macam toksoplasma (virus yang ditularkan oleh kucing dan burung), Rubella, Herpes Virus 1 dan 2 yang disebut TORCH. Kuman penyakit ini tidak bisa dibunuh tapi hanya diturunkan keaktifannya dan daya tahan tubuh ibu dinaikkan.

Karenanya, uji TORCH perlu dilakukan sebelum memutuskan hamil kembali. Bila kadar IGG (imunoglugolin) tidak naik lagi, berarti stabil atau turun (virus kalah dan tidak berdaya lagi). Si ibu boleh hamil kembali.

Durian dan tape dilarang?


Selain perdarahan, nutrisi ternyata juga perlu diperhatikan untuk mencegah keguguran janin. Sebab bukankah kehamilan harus pula didukung oleh nutrisi yang baik? Sayangnya, dengan sering mual, pusing dan muntah, acapkali sang ibu mengalami gangguan asupan nutrisi sehingga energinya terkuras serta aliran oksigen ke jaringan berkurang. Akibatnya bisa saja rahim tidak kuat mempertahankan janin.

Demikian pula apabila sang ibu mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah. Makanan yang dibawa bersama sel darah merah pun menjadi berkurang sehingga suplai makanan kurang dan secara otomatis pertumbuhan janin terhambat. Sebab itu, setiap ibu hamil dianjurkan minum tambahan vitamin serta makan makanan yang memenuhi persyaratan gizi seperti yang dianjurkan dokter.

Makanan berprotein tinggi serta sayuran dan buah-buahan lebih dianjurkan ketimbang makanan berkarbohidrat tinggi. Menu tinggi karbohidrat seringkali menyebabkan janin terlalu besar.

Selama hamil hendaknya juga dihindari makan makanan beralkohol tinggi macam durian dan tape. "Semakin enak, biasanya semakin tinggi alkoholnya," tambah dr. Ontowiryo. "Dan ini ikut menghambat pertumbuhan janin." Kalau dikatakan bahwa nenas muda bisa menggugurkan kandungan, menurut dr. Ontowiryo tidak benar, kecuali kalau terjadi diare hebat yang menyebabkan mulut rahim mengendor.

Dokter ini juga menambahkan, banyak minum air es tidak akan menyebabkan janin lebih besar kecuali kalau selalu diminum dengan sirop. Bahwa minyak kelapa yang konon dapat menyebabkan kelahiran lebih lancar, juga pandangan yang salah. "Minyak kelapa 'kan hanya sampai usus, tidak ke vagina!" tegasnya.

Untuk mencegah terjadinya keguguran, selama hamil sebaiknya ibu tidak bekerja berat, terlalu capek, dan menghindari stres. Soalnya, stres yang berlebihan akan meningkatkan adrenalin sehingga terjadi penyempitan pada pembuluh darah yang berakibat kurangnya aliran darah ke rahim. Bila terjadi vaso kontraksi atau timbul reaksi kandungan untuk mengeluarkan bayi, dikhawatirkan akan terjadi keguguran.

Yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan diri menghadapi kehamilan. Bila sebelumnya dirasakan adanya kelainan, seperti tumbuhnya tumor, keputihan, infeksi leher rahim, kista, mengalami endometriosis, dll, perlu segera diperiksa dan diobati agar bila kehamilan tiba, janin bisa tumbuh baik dan lahir dengan selamat.
(muslimdaily.net/rmd/dccr)

http://www.muslimdaily.net/wanita/3341/usaha-preventif-cegah-keguguran


Read More..

Wednesday, April 21, 2010

Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)

Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)


Diskripsi
Dalam kedokteran sebenarnya tidak mengenal istilah Hamil Anggur. Kedokteran menyebut kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi akibat kegagalan pembentukan janin, "bakal janin" ini dengan istilah Mola hidatidosa. Bentuknya memang mirip gerombolan buah anggur, sehingga orang menyebutnya hamil anggur.

Tumor jinak mirip anggur tersebut asalnya dari trofoblas, yakni sel bagian tepi ovum atau sel telur, yang telah dibuahi, yang nantinya melekat di dinding rahim dan menjadi plasenta (tembuni) serta membran yang memberi makan hasil pembuahan.

Hamil anggur atau Mola hidatidosa dapat terjadi karena: 1). Tidak ada buah kehamilan Justify Full(agenesis) atau ada perubahan (degenerasi) sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan minggu ketiga sampai minggu keempat, 2) Aliran (sirkulasi) darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin, akibatnya terjadi peningkatan produksi cairan sel trofoblas (bagian tepi sel telur yang telah dibuahi), 3) Kelainan substansi kromosom (kromatin) seks.

Penyebab hamil anggur belum diketahui secara pasti. Tetapi diduga pencetusnya antara lain kekurangan gizi dan gangguan peredaran darah rahim.

Gejala
Gejala dari penyakit ini dintunjukan sebagaimana orang hamil normal, tanda awal persis kehamilan biasa, misalnya terlambat haid, keluhan mual, muntah. Hanya saja keluhan tersebut lebih hebat. Jika diperiksa tes kehamilan, hasilnya positif juga. Selain gejala umum di atas, tanda-tanda lain diantaranya: tidak ada tanda-tanda gerakan janin, rahim nampak lebih besar dari umur kehamilan, misalnya terlambat 2 bulan, rahim nampak seperti hamil 4 bulan, keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan.

Pengobatan
Jika penderita ingin punya anak maka bisa dilakukan pembersihan rahim. Jika tidak, maka penanganan medisnya dengan mengangkat rahim.

http://health.detik.com/read/2009/07/02/114119/1157834/770/hamil-anggur--mola-hidatidosa-

Read More..

Flek Saat Hamil

Flek Saat Hamil

Keluarnya darah saat kehamilan, baik berupa bercak atau gumpalan, menurut dokter dari RS. MH Thamrin bisa berarti banyak. Ia menjelaskannya berdasarkan waktu terjadinya perdarahan:


* Pada kehamilan trimester pertama


Perdarahan atau vlek berwarna merah darah berarti keguguran.

Keguguran sendiri terbagi dua; yakni yang masih bisa dipertahankan dan yang tidak lagi bisa dipertahankan. Keguguran yang masih bisa dipertahankan umumnya disebabkan hasil konsepsi/pembuahan terlepas dari dinding rahim sehingga mengeluarkan darah, namun pada akhirnya bisa menempel kembali pada dinding rahim (pada saat inilah perdarahan akan berhenti). Sebaliknya, hasil konsepsi yang lepas pada keguguran yang tidak bisa dipertahankan, tidak bisa menempel kembali dan membuat kehamilan tidak berlanjut.


Saran: saat menemukan ada bercak atau vlek di celana dalam, segera periksakan ke dokter. Umumnya dokter akan menyarankan agar ibu beristirahat total di tempat tidur, tidak melakukan hubungan seksual, mengonsumsi vitamin tambahan, dan meresepkan obat-obatan agar kehamilan bisa terus berlanjut.


Darah akibat adanya luka di vagina atau jalan lahir. Penyebab luka biasanya berkaitan dengan cara ibu membersihkan vagina dengan obat keputihan yang tidak tepat sehingga daerah tersebut mengalami luka/lecet dan mengeluarkan darah.


Saran: karena ibu sedang hamil, maka jangan sembarang menggunakan obat. Meski hanya lecet, luka yang terletak di dalam perlu penanganan ahli yang mampu mendiagnosis kondisi luka dan mencarikan obat yang cocok.


* Pada trimester kedua dan ketiga


Vlek atau perdarahan yang timbul di trimester kedua dan ketiga umumnya disebabkan letak plasenta atau ari-ari yang tidak sempurna. Seperti letak plasenta di bawah (plasenta previa), plasenta letak rendah (tepat di bibir pintu keluar jalan lahir), plasenta letak atas tapi terlepas (solusio plasenta), atau letak plasenta di bawah dengan pembuluh darah yang berserakan di dekat pintu keluar jalan lahir.


Saran: segera ke rumah sakit karena perdarahan yang satu ini membutuhkan tindakan segera dari dokter. Pada beberapa kasus ibu hamil akan dirawat di rumah sakit sambil terus dipantau secara ketat kondisi kehamilannya.


Perdarahan juga bisa diakibatkan robekan rahim. Umumnya terjadi pada saat proses kelahiran, yakni karena rahim berkontraksi berlebihan sementara jalan lahir belum siap 100%. Bisa juga karena bayi yang mengalami kemandekan di jalan lahir dipaksa keluar. Robekan bisa juga terjadi kala kehamilan, terutama pada ibu yang pernah menjalani operasi sesar. Pada area bekas operasinya, timbul semacam jaringan yang kaku sehingga saat bayi membesar, jaringan ini jebol lantas terjadi perdarahan.


Saran: segera konsultasikan pada dokter. Biasanya ibu diminta untuk beristirahat di tempat tidur dan menjalani terapi vitamin. Tindakan dokter lainnya sangat tergantung pada kondisi ibu saat itu.




LANGKAH TEPAT PENANGANI PENDARAHAN


Saat mengonsultasikan kasus vlek, jangan takut berterus terang. Aktivitas apa yang sudah ibu lakukan sebelum kondisi tersebut terjadi, penanganan apa saja yang sudah dilakukan, sudah berapa kali dan sudah berapa lama kejadiannya. Jangan lupa laporkan hal-hal yang berkaitan dengan perdarahan; dari warna, rasa, bau hingga kondisi perut dan vagina ibu.


Jika laporan ibu lengkap, jelas, dan sebenar-benarnya, dokter akan bisa segera menentukan proses pemeriksaan yang dianggap perlu baik dengan USG untuk melihat kondisi rahim ibu (apakah normal atau tidak plasentanya) atau periksa darah di laboratorium untuk mengetahui apakah ibu mengalami kelainan darah atau tidak, misalnya.


Untuk pengobatannya, tentu tergantung pada kasus. Tapi biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan, seperti:


• Meminta ibu untuk istirahat dengan tidak banyak beraktivitas hingga istiharat total atau bedrest. Memang hal ini tidak seberapa membantu, tapi jauh lebih baik daripada tidak. Dengan bedrest, minimal tubuh bisa melakukan recovery dengan baik.


• Jika timbul kontraksi, dokter akan memberikan obat yang dapat membuat relaks rahim supaya kontraksi hilang.


• Untuk masalah perdarahan yang terjadi, dokter akan memberikan obat penghenti perdarahan.


• Vitamin diberikan untuk membantu tubuh memberikan gizi yang mencukupi kebutuhan ibu.


• Pastinya dokter akan meminta ibu untuk tidak stres, mencukupi kebutuhan asupan cairan dan gizi dari aneka makanan. Ibu pun akan diminta untuk tidak melakukan aktivitas seksual.



KAITAN DENGAN ROKOK DAN ALKOHOL


Seperti dikatakan Iqbal, keluarnya darah pada saat kehamilan bisa dialami oleh semua ibu hamil. Tapi ada ibu tertentu yang berisiko lebih tinggi untuk mengalami hal ini. Ibu-ibu yang merokok, misal, berpeluang dua kali lipat untuk mengalami perdarahan. Begitu juga dengan ibu peminum alkohol. Bahkan, jika ibu hamil mengonsumsi alkohol setiap hari, risiko perdarahannya bisa meningkat tiga kali lipat lebih besar.


Solusinya, tidak ada cara lain untuk menghindari hal ini dan menjalani hidup sehat. Termasuk di dalamnya, menjauhi stres, cukup istirahat, mengonsumsi makanan bergizi, dan kontrol rutin ke dokter selama kehamilan.


Untuk aktivitas, tidak ada aktivitas khusus yang perlu dipantang. Cukup lakukan aktivitas yang mampu dilakukan oleh ibu. Jika ibu merasa tidak sanggup, segera hentikan aktivitas yang sedang dilakukan dan beristirahat. Setelah membaik, coba ingat-ingat, kenapa hal itu bisa terjadi. Ada kemungkinan, aktivitas yang sudah biasa ibu lakukan sehari-hari juga membuat ibu jadi kecapekan. Penyebabnya, kondisi ibu sedang kurang fit, asupan zat gizi kurang, atau ibu kurang beristirahat.

http://www.enformasi.com/2009/03/flek-saat-hamil.html

Read More..

Stres Ibu pasca Persalinan

Ibu Baru, Supaya Tidak Stres

Kebahagiaan yang meluap karena hadirnya bayi tak jarang membuat ibu baru merasa tidak nyaman dan tertekan. Ia harus beradaptasi dengan jadwal rutin bayinya, sementara setumpuk pekerjaan rumah tidak bisa ditunda.

Masa-masa transisi ini memang melelahkan, tapi bisa Anda lalui asal Anda cerdik menyiasati masalah. Ayo berdamai dengan situasi ini, caranya:
  1. Perhatikan alarm biologis. Waspadai jika Anda merasa cepat lelah dan sedih, ini merupakan alarm biologis Anda menerima tekanan berlebih. Menurut psikolog, tekanan biologis ibu baru berasal dari kombinasi waktu istirahat yang kurang, pekerjaan yang bertambah, dan keterikatan melakukan pekerjaan-pekerjaan itu.
  2. Realistis dan susun prioritas. Sebagai sosok multiperan, seorang ibu cenderung ingin memberi yang terbaik bagi keluarga. Cobalah realistis dan susun prioritas. Sebagai ibu baru, sebaiknya Anda hanya mengerjakan yang penting, selain mengurus bayi.
  3. Berbagi tugas. Ibu biasanya paling tahu prioritas dan detil kebutuhan keluarga. Jadi, berlakulah sebagai manajer yang baik dan berbagi tugas. Ajak seluruh anggota keluarga berpartisipasi.
  4. Istirahat dan relaksasi. Seperti orang-orang di sekelilingnya, ibu juga butuh istirahat. Sesuaikan jadwal istirahat dengan rutinitas bayi, tidurlah saat bayi tidur. Untuk relaksasi, Anda bisa gunakan aromaterapi dan meditasi, serta olahraga ringan.
  5. Cukup gizi serta makanan yang lezat. Jangan telat makan karena kelelahan atau sibuk. Makanlah makanan yang rendah lemak, tapi kaya karbohidrat, atau makanan yang mengandung protein, agar dapat memicu produksi sejenis hormon di otak yang meredakan ketegangan.
  6. Mengobrol. Sediakan waktu untuk berhubungan dengan sahabat, bisa dengan bertemu langsung, melalui telepon, sms, atau email. Jangan sungkan berbagi pemikiran atau sekadar bercerita pada sahabat.
  7. Mengurus diri sendiri. Setelah sepanjang hari mengurus keperluan keluarga dan merawat bayi, sisakan sedikit waktu untuk diri sendiri sekalipun cuma 15 menit. Tak harus khusus, saat mandi pun bisa menjadi me time. Pilihlah aktivitas apa pun yang Anda suka untuk dinikmati sendiri.

Cobalah memandang peran baru ini dari sudut pandang yang berbeda. Jangan terpaku pada tugas merawat bayi selain tugas rutin lainnya. Nikmati masa ini sebagai awal hubungan Anda dengan bayi hingga ia dewasa.

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Psikologi/Kelahiran/ibu.baru.supaya.tidak.stres/001/007/237/1/3
Read More..

Siklus Ovulasi

Memahami siklus ovulasi penting bagi Ibu yang merencanakan kehamilan. Informasi berikut dapat memberikan gambaran mengenai waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual dan tetap menjaga spontanitas kehidupan seksual. Sangat penting untuk tetap menikmati kehidupan seksual Ibu dengan nyaman dan penuh cinta.


Cari tahu siklus ovulasi Ibu

Ovulasi atau proses keluarnya sel telur dari indung telur, tidak sama bagi setiap perempuan. Mengenali kapan ovulasi terjadi akan membantu Ibu mengetahui bila Ibu sedang dalam masa subur.

  • Masa subur saat ovulasi. Bila masa haid Ibu terjadi setiap 23 sampai 35 hari, maka ovulasi terjadi kira-kira dua minggu sebelum waktu haid Ibu. Meskipun hal ini bervariasi pada tiap perempuan, namun sebagian besar perempuan memiliki siklus 28 hari dan berovulasi di sekitar hari ke 14.

  • Tanda-tanda ovulasi. Lendir vagina Ibu meningkat dan menjadi lebih lengket, seperti putih telur.

  • Mencatat suhu tubuh. Ovulasi juga bisa ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh Ibu. Ibu perlu mencatatnya pada waktu yang sama setiap pagi, sebelum minum, makan atau bangun dari tempat tidur.

  • Gunakan alat khusus . Untuk mengetahui terjadinya ovulasi, Ibu bisa menggunakan test pack kesuburan, untuk menguji urin seperti pada uji kehamilan (alat ini bisa dibeli di apotek atau supermarket besar).

  • Hubungan seksual teratur selama masa subur. Bila Ibu merasa sedang berada dalam masa subur atau ovulasi, ini adalah waktu yang tepat untuk sering melakukan hubungan seksual. Hal ini akan meningkatkan kesempatan Ibu untuk hamil. Karena sperma dapat bertahan hingga 7 hari, berarti lebih banyak kemungkinan untuk membuahi sel telur.

http://www.clubnutricia.co.id/pregnancy/conception/article/Ovulation

Read More..

Gangguan Emosi Pada Kehamilan

Gangguan Mood Si Calon Ibu

Wow, siapa sih tak bahagia mendapati tanda positif pada alat tes kehamilan. Setelah itu akan banyak yang dialami seorang ibu hamil, termasuk berbagai perasaan yang dialami.
Seperti tiba-tiba menitikkan air mata tanpa sebab, atau memikirkan kesehatan si janin sampai tak bisa tidur.

“Akar” Baby Blues. “Selama hamil, sangat normal apabila calon ibu mengalami mood swing, emosi dan suasana hati yang naik-turun secara fluktuatif. Sebagian besar ibu hamil mengalaminya, hanya saja ada yang ringan, dan ada yang ekstrim. Penyebab secara internal, perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil,” jelas Dra. Risa Kolopaking, MSi., psikolog pada RSIA Hermina Bekasi. Di samping itu tentu ada faktor psikologis yang juga bisa mencetus.

Meskipun mood swing adalah hal umum bagi sebagian besar ibu hamil, namun 1 dari 10 ibu hamil yang mengalaminya, dapat mengalami fluktuasi ekstrim dan mengalami masalah yang signifikan, demikian ungkap sebuah majalah Australia.

Berikut beberapa tanda yang perlu dicermati:

  • Kehamilan tak diinginkan
  • Kehamilan berisiko
  • Jarak kehamilan yang terlalu dekat
  • Riwayat keguguran
  • Kehamilan normal tapi punya pengalaman anak pertama sakit berat atau pengalaman mengasuh anak pertama sulit

Anda tak sendirian. Benarkah semakin calon ibu banyak tahu dan kritis dengan berbagai perkembangan, prevalensi terjadinya pre-baby blues makin besar? “Memang belum ada studi yang berkait dengan hal ini, tapi dari pengalaman saya di lapangan, ini banyak saya termukan. Menariknya, ini khas ibu-ibu perkotaan. Sebab, pengetahuan yang diterima calon ibu sebelum dan selama hamil banyak secara jumlah tapi sayangnya tidak utuh,” ungkap Risa.

Akibat memiliki banyak pengetahuan, kesadaran ibu meningkat. Tetapi tanpa informasi yang utuh, kesadaran yang awalnya merupakan hal baik berbalik menimbulkan “tekanan” pada diri ibu. Ibu ingin agar anaknya mendapat stimulasi tepat, terhindar dari penyakit, ingin segalanya serba sempurna. “Sudah begini, ibu sebaiknya banyak berdiskusi dengan orang yang ahli di bidangnya, agar dapat gambaran yang utuh. Apabila menyangkut penyakit anak, berdiskusilah dengan dokter anak, seputar gizi tanyalah pada ahli gizi dan seterusnya,” lanjut ibu yang ditempa oleh pengalaman hamil dan membesarkan 3 putra-putri ini.

Meskipun calon ibu tak menyadari adanya perubahan emosi yang fluktuatif bahkan ketika telah terakumulasi menjadi depresi, setiap ayah dan ibu harus menerima kenyataan bahwa perubahan yang dialami ibu hamil, tak hanya sebatas perubahan fisik. Mood swing adalah perubahan pada tataran psikologis yang umum dialami sebagian besar ibu hamil. Anda dan pasangan memang tak perlu membesar-besarkan masalah ini, namun fenomena ini tak boleh diabaikan.

Masa trimester pertama, saat perubahan besar-besaran, calon ibu mengalami morning sickness disertai mood swing yang cukup menyolok. Memasuki trimester kedua, calon ibu biasanya sudah mulai beradaptasi. Memasuki trimester tiga,sekitar usia kehamilan 7 – 8 bulan, mood swing hebat bisa menghinggapi calon ibu.

“Sebagian ibu hamil, justru baru mengalami mood swing di trimester terakhir. Di antaranya, karena kelelahan fisik mencapai puncaknya, rasanya seperti “bisul” yang mau pecah. Selain itu, muncul pula rasa bosan terhadap kondisi fisik yang serba kurang nyaman ini. Apabila ibu hamil mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bisa mengalihkan perhatiannya dari kondisi ini, mood swing parah bisa dihindari, bahkan diminimalkan,” jelas Risa.

Memiliki bekal pengetahuan yang banyak ternyata tidaklah cukup. Belajar menerima mengenali dan beradaptasi dengan perubahan adalah kunci sukses menjadi ibu dan ayah baru. Sudah terlanjur kurang menyadarinya?! Tak perlu merasa bersalah. Apapun pengalaman Anda selama bertransformasi jadi orang tua adalah “guru” terbaik bagi Anda dan si kecil.
iwa, tingkatan paling parah dari fluktuasi emosi dan psikologis ibu hamil ini disebut sebagai gejala pre-baby blues atau mood disorder, yang apabila terakumulasi bisa menjadi depresi. Bukan hanya karena memiliki ciri yang mirip dengan baby blues, yang dialami ibu setelah melahirkan. Istilah ini juga mengacu pada hasil temuan para psikiater, apabila tak terdeteksi dini dan ditangani dengan tuntas, bisa menjadi “akar” dari baby blues atau post partum depression.

Dukunglah calon ibu. “Selama calon ibu mendapat cukup dukungan dari orang-orang sekitar, merasa bahagia, memiliki pandangan positif terhadap kehamilan, didampingi orang-orang yang berpandangan positif terhadap kehamilan, juga suami yang memberi ketenangan, perhatian dan kasih sayang, ia akan survive. Yang tak boleh dilupakan: asupan zat gizi dan istirahat yang cukup,” tambah psikolog perkembangan yang sedang menyelesaikan studi S3 bidang gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Yang singkat, yang lama. Bagaimana cara membedakan mood swing biasa dengan depresi kehamilan? Tentu calon ibu dan ayah perlu teliti membaca beberapa tanda. Apabila Anda mengalami beberapa hari suasana hati yang kelabu atau cemas, tak perlu terlalu khawatir. Ini masih taraf normal. Tapi jika Anda mengalaminya lebih dari seminggu bahkan beberapa minggu dan tak bisa mengendalikan diri, cepatlah cari bantuan.

Risa mengungkap checklist tanda “siaga satu” yang harus dicermati calon ibu dan ayah, berikut:

  • calon ibu tidak bisa berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan
  • mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
  • mengganggu hubungan calon ibu dengan orang-orang sekitarnya
  • calon ibu tak bisa mengurus diri sendiri, keluarga dan anak (apabila kehamilan kedua)
  • kondisi calon ibu mengancam keselamatan janin (misalnya, menolak makan, atau makan berlebihan, sampai keinginan untuk bunuh diri)

Cari bantuan. Bantuan bisa diperoleh dari dokter kandungan, psikolog dan apabila diperlukan, ibu bisa konsultasi dengan psikiater. Biasanya konsultasi dengan psikolog sudah cukup. Dari seorang psikolog, calon ibu bisa mendapatkan bimbingan perilaku, cara pandang dan advis yang menenangkan agar ibu bisa berperasaan positif. Bedanya, konsultasi dengan psikiater, selain advis, apabila diperlukan, ibu akan memperoleh antidepresan dalam dosis rendah agar depresi ibu terkendali tetapi tak membahayakan janin.


Read More..