Monday, May 3, 2010

Emosi Ibu Pengaruhi Bayi Dalam Kandungan

Emosi Ibu Pengaruhi Bayi Dalam Kandungan

Para ahli dan fakta menganjurkan pentingnya pikiran sehat selama masa kehamilan, karena dapat membantu pembentukan jasmani, penyembuhan internal, bahkan mempengaruhi nutrisi bagi kesehatan bayi.

Apa yang ada dalam pikiran seorang ibu hamil memiliki hubungan fisik terhadap anak dalam kandungan. “Semua yang dirasakan dan dipikirkan akan tersalurkan melalui hormon syaraf kepada bayinya, sama halnya dengan alkohol dan nikotin,” jelas Dr. Thomas Verny, sebagaimana para penerbit buku, penyelenggara profesional, pencetus Yayasan Kesehatan dan Psikologi Prenatal dan Perinatal (APPPAH) serta Jurnal Kesehatan dan Psikologi Prenatal dan Perinatal, telah menobatkan dirinya sebagai salah seorang pengemuka dunia bidang penanganan dampak lingkungan pra-lahir terhadap pengembangan kepribadian.

Kamus pengobatan mendefinisikan emosi sebagai suatu kondisi mental dan fisik, yang ditimbulkan oleh hormon dan senyawa lain yang terkait dengan emosi. Lebih jauh, Deepak Chopra, M.D menjabarkan kondisi mental dan fisik dalam sebuah karya tulisannya, “Pemikiran yang kita rasakan disebut emosi.”

Emosi seorang ibu tercipta melalui cara ia merasakan kehamilannya, rencana memandikan bayi, dekorasi kamar bayi, perkawinan, pekerjaan, kesehatan atau apa pun. Pemikiran dari seorang wanita hamil merupakan titik awal dari emosinya. Dan emosi adalah titik awal bereaksinya hormon syaraf yang dimaksud oleh Dr. Thomas Verny tadi.

Dalam bukunya Magical Beginnings, Enchanted Lives, Dr. Deepak Chopra dengan jelas mengemukakan hasil yang ditunjukkan oleh penelitian atas kehamilan. Saat seorang ibu hamil merasakan kegelisahan, tertekan atau ketakutan, hormon stress dengan sendirinya akan mengalir melalui aliran darah dan mengenai plasenta sang bayi. Ratusan studi memastikan bahwa zat kimia yang dikeluarkan oleh tubuh ibu hamil ditransportasikan ke dalam rahim dan bisa mempengaruhi kondisi janin.

Pemikiran negatif seringkali merupakan akar penyebab dari reaksi stress yang disebabkan karena perasaan takut. Ditegaskan oleh Deepak Chopra bahwa, “Stres bisa mengaktifkan sistem kelenjar endokrin dari tubuh sang cabang bayi dan ini akan mempengaruhi perkembangan otaknya. Seorang anak yang terlahir dari rahim seorang ibu yang mengalami stress berlebihan semasa kehamilan sangat mungkin memiliki kelainan perilaku dalam kehidupannya nantinya.”

Selebihnya Verny mengatakan, “Studi menunjukkan bahwa seorang ibu hamil yang mengalami stres yang ekstrim dan tak berkesudahan punya kecenderungan memiliki bayi yang prematur, memiliki berat di bawah rata-rata, hiperaktif, mudah marah dan kolik.”

Ahli biologi sel dan syaraf, Bruce Lipton Ph.D menulis, “Ketika mengalir ke dalam plasenta, hormon dari ibu yang mengalami stres kronis ini akan mengacaukan distribusi aliran darah pada janinnya dan mengakibatkan perubahan karakteristik psikologi sang bayi.”

Di sisi lain, Verny mengatakan, “ Emosi yang positif telah menunjukkan banyak kemajuan bagi kesehatan si cabang bayi.” Selanjutnya ia mengatakan, ”Pemikiran akan hal-hal yang menyenangkan yang disalurkan masuk mampu menghasilkan keseimbangan, kebahagiaan, dan watak yang tenang sepanjang kehidupan si anak kelak.” Deepak Chopra setuju bahwa :”Pada saat Anda merasakan kegembiraan, tubuh Anda akan memproduksi zat kimia alami, endorfin dan encephalin. Pada saat Anda merasakan ketenangan dan kedamaian, tubuh Anda akan menghasilkan reaksi kimia yang serupa dengan resep obat penenang.” Tanpa stress, sistem syaraf kejang dari bayi Anda akan bekerja sangat pelan. Ketika Anda tenang dan terfokus, bayi Anda akan tumbuh dan berkembang dalam keadaan penuh damai,” lanjut Chopra.

Dalam memberikan nutrisi bagi janin, Verny mengajurkan 47 latihan yang bisa dilakukan oleh wanita hamil selama masa kehamilan. Salah satunya adalah dengan visualisasi kreatif. Bentuk pencitraan mental ini dapat mengatur keadaan bawah sadar seseorang, mengubah persepsi dan reaksi dari negatif menjadi positif. Verny menuliskan, ini terbukti telah membantu menyembuhkan penyakit, meningkatkan kinerja dan memperbaiki kondisi otak. Praktek ini diterapkan oleh para tabib kuno, dukun, para yogi selama ribuan tahun, perwujudan merupakan garis pertahanan pertama melawan penyakit.

Penelitian telah membenarkan bahwa pencitraan dapat mengubah aliran darah, menumbuhkan sel-sel yang sehat, dan menghancurkan sel-sel kanker. Lipton bahkan menyatakan bahwa seorang ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan genetika bayinya. Apakah itu disebut pencitraan, visualisasi, meditasi, atau hipnosis, penelitian selama beberapa dekade telah menggunakan proses ini menghasilkan banyak perubahan nyata terhadap mental, emosional, dan tubuh fisik.

Jika Anda sedang mengandung, ada baiknya Anda mencoba cara berikut ini:

1. Carilah tempat yang sepi, tutup mata dan bayangkan Anda sedang melihat, merasakan atau bahkan mendengar suara dan gerakan bayi yang sehat.

2. Ciptakan sebanyak mungkin sentuhan yang hendak Anda rasakan, sebagaimana merasakan mungkin lebih penting daripada melihat.

3. Gunakan imaginasi Anda sekreatif mungkin, dan bayangkan dalam mimpi. Jika pikiran lain masuk ke dalam benak Anda, perlahan-lahan fokuskan kembali ke diri Anda yang diselimuti kebahagiaan dan bayi Anda yang sehat.

4. Seperti seorang aktor yang membangun emosinya dalam sekejap, melatih pikiran dan perasaan yang positif akan mendorong urat syaraf dan sistem otak Anda untuk segera bereaksi. Semakin sering Anda berlatih, semakin cepat dan semakin baik Anda belajar mengembangkan emosi-emosi positif ini.

Panduan tentang perumpamaan yang lebih mendalam:

- Bayangkan bayi yang sedang tumbuh.

- Mungkin dia setinggi satu centimeter atau mungkin sepuluh centimeter.

- Bayangkan bagaimana wujud seorang anak yang sehat.

- Rasakan apa yang dirasakan seorang anak yang sehat.

- Dengar seperti apa kedengarannya anak yang sehat.

- Bagaimana jantungnya memompa darah?

- Bagaimana lengannya bergerak?

- Bagaimana sel-nya tumbuh?

- Melihat senyum si kecil di dalam rahim.

- Mendengar dia tertawa, dan merasakan bahagia bergerak dalam gerakan yang riang.

- Tidak ada benar atau salah. Biarkan selama lima menit, bagaimanapun gambaran tentang anak yang sehat bisa dibayangkan. (James Goodlatte/ The Epoch Times/ mya)

No comments:

Post a Comment